BLUE GREY RED

      

Memperbarui Syair

Puisi lama itu bernama syair. Ia sudah menjadi bagian dari kebiasaan dan filosofi hidup masyarakat Melayu. Dulu, syair Melayu ditulis dengan menggunakan huruf Arab Melayu atau Jawi. Maka selain pandai bersyair, generasi dahulu puak Melayu, juga bisa dan terampil membaca serta menulis syair berhuruf Arab Melayu ini.

Pada waktu senggang, orang Melayu dahulu selalu membaca syair sebagai hiburan selingan. Ada buku syair yang dibacakan. Yang lain mendengar. Biasanya dilakukan terbuka dan bisa didengar siapa saja, besar, kecil, tua, dan muda.

Saat ini kondisinya sudah berbeda. Bisa dikatakan syair sudah hamper punah di dalam kehidupan masyarakat Melayu. Generasi muda sekarang tak lagi menyukai syair. Bahkan hamper semua mereka belum pernah melihat buku syair yang memang sudah langka. Persoalan membaca huruf Jawi/Arab Melayu menjadi salah satu kendala.

Buku ini berusaha mengenalkan kembali syair kepada generasi muda. Ada beberapa buku syair yang diadopsi ke dalam buku ini. Rata-rata adalah buku syair terkenal dari penyair besar seperti Raja Ali Haji, Syair Abdul Muluk, Syair Khadamuddin, Syair Dandan Setia, adalah beberapa diantaranya. Ditulis dengan bahasa latin membuatnya lebih mudah disosialisasikan dan diharapkan dapat menarik bagi anak-anak muda sekarang, generasi awal. Ini adalah salah satu upaya memperbarui syair.

Judul : Mari Membaca Syair

Kode Buku : 308-410-001-0

Penulis : Omar Igiasi

Penerbit : Esensi, Jakarta

Cetakan : Pertama, 2018

Tebal : viii + 141 Halaman

Resensi Pekanbaru, Maret 2018




Most Read Articles

emir