BLUE GREY RED

      

Mengenalkan Matematika pada Anak

MUNGKIN kita memiliki pemikiran yang berbeda-beda ketika mendengar kata “matematika”. Ada yang menganggap matematika mudah dan menyenangkan, ada yang sebaliknya. Bahkan, mungkin ada yang langsung beranggapan “Nyerah deh, kalau untuk yang satu ini!”. Di buku kedua ini, penulis berbagi berbagai tips dan ide rahasia yang terinspirasi dari metode Montessori juga metode lainnya yang di mix and match sendiri sehingga bisa di praktikkan di rumah, bahkan di sekolah oleh para guru.

Seorang anak dapat siap untuk perlahan memahami konsep matematika apabila berbagai hal dalam kehidupannya sehari-hari saling mendukung. Mulai dari nutrisinya cukup dan tepat, motorik halusnya sudah terlatih, motorik kasar serta kemampuan visual spasialnya baik, berbagai indra sudah terstimulasi, dan lain-lain.

Di buku ini dikupas berbagai kegiatan baik dalam pendekatan Montessori dan juga kegiatan lainnya yang dapat mempersiapkan anak usia dini sebelum mengenal konsep matematika.

Sebagai contoh, salah satu tujuan utama anak menggunakan alas kerja saat berkegiatan dan boleh “bergerak” dalam melakukan Montessori work adalah untuk meatih kooordinasi otot-otot serta keseimbangannya, dan kegiatan ini bermanfaat sekali khususnya untuk anak usia dini. Berjalan membawa alas kerja, menggulung alas kerja, membawa satu persatu kubus Pink tower adalah latihan sehari-hari yang dapat mempersiapkan anak untuk mengenal konsep matematika dan lainnya.

Selain itu, anak-anak juga diharapkan untuk rutin berolahraga dan bermain beebas sehingga dapat melatih motorik kasar, keseimbangan, dan koordinasi tubuh mereka. Manfaat dari aktivitas-aktivitas tersebut adalah meningkatkan darah ke otak anak dengan membentuk sel otak baru yang berhubungan dengan memori, meningkatkan kemampuan anak untuk belajar, memperbesar area otak bernama basal ganglia yang merupakan bagian penting dari otak untuk berkonsentrasi, dan lain-lain.

Tak hanya itu, ada berbagai kegiatan sensorial dalam pendekatan Montessori yang secara tidak langsung membantu anak untuk selanjutnya memahami konsep matematika. Pada tahap awal usia 2,5 - 3,5 tahun, anak berkenalan dengan berbagai kegiatan keterampilan hidup dan juga sensorial dalam pendekatan Montessori seperti reds rods (tongkat merah). Selanjutnya, pada usia dini, anak juga berkenalan dengan Montessori pink tower dan brown stair di area sensorial.

Beberapa apparatus Montessori sensorial lainnya juga berperan untuk mengenalkan berbagai konsep dasar matematika secara konkret, yaitu knobbed cylinder, knobless cylinder, constructive triangle, binominal, serta trinominal cube, dan lain-lain. Jika tidak memiliki apparatus yang lengkap, ada berbagai ide DIY yang bisa digunakan untuk menggantikan fungsi apparatus-aparatus Montessori.

Dalam buku ini, ada 55 kegiatan matematika yang bisa dikenalkan kepada anak mulai dari usia 3 tahun. Namun seluruh kegiatannya sendiri dapat diterapkan untuk anak berusia 3 - 9 tahun.

Anak-anak memiliki periode sensitive yang berbeda-beda, periode sensitive adalah masa ketika anak-anak sangat tertarikakan suatu hal dan berkeinginan untuk mencari tahu lebih lagi tentang hal tersebut. Kebanyakan anak mengalami masa-masa periode sensitive terhadap angka dan Bahasa darisekitar usia 3,5 - 4 tahunsampai usia 5 - 6 tahun. Pada usia-usia absorbent mind ini, mereka lebih mudah menangkap dan berkenalan dengan konsep baru apalagi bila dikenalkan dengan cara yang seru dan tidak ada tuntutan. Jadi prinsipnya kenalkan secara mengalir dan natural saja seperti kehidupan sehari-hari.


Judul : Montessori di Rumah: 55 Kegiatan Matematika

Kode Buku: 308-510-001-0

Penulis : Elvina Lim Kusuno

Penerbit : Esensi

Terbit : 2017

Tebal : vi + 242 Halaman

Resensi Buku Harian Fajar Makassar, 11 Februari 2018




Most Read Articles

emir